Selasa, 03 Desember 2013

Social Distortion, persekutuan punk asal california ini patut dijadikan panutan bagi penganut kepercayaan punk. Pasalnya, band yang dinahkodai oleh sosok flamboyan nan karismatik jua penuh wibawa, Mike Ness, memang memiliki materi-materi yang mampu mencuci otak kalangan pecinta musik punk. Band yang terbentuk di belantara California dan sudah malang melintang di dunia per-punk rock-an lebih dari 30 tahun ini tetap menjadi pujaan.
Di kalangan penganut paham punk, social distortion bisa disejajarkan dengan para dedengkot punk rock, seperti: Ramones, Sex Pistols, Rancid, The Stooges, The Clash, dll. Social Distortion bukanlah tipikal band yang rajin membuat album. Selama 30 tahun karir mereka, hanya 8 album studio yang mereka hasilkan. Suatu hal yang tidak lazim bagi industri musik umumnya. Namun, para punggawa band berlambang tengkorak bertopi fedora plus memegang segelas martini ini tetap eksis.
Bicara mengenai SxDx sama saja membicarakan "the holy saint" Mike Ness. Soc D adalah Mike Ness, Mike Ness adalah Soc D, hal ini merupakan rahasia umum di kalangan punk rock atau rockabilly. Berbeda dengan kebanyakan band punk lain, lagu-lagu Soc D memiliki makna yang dalam, melodius, serta harmonis baik dari lirik maupun komposisi musik. Hal menonjol tentu dari sisi departemen lirik; lirik yang poetry, penuh makna, kelam, satir, namun tetap enerjik. Berlatar belakang sejarah hidup Ness yang memang bertanggung jawab sebagai redaktur lirik.
Lirik-lirik lagu SxDx kental dengan aroma perlawanan, kekecewaan, dan pencarian jati diri, hal-hal yang dekat dengan kaum minoritas kelas bawah yang termarjinalkan.Mike Ness sebagai tulang punggung band memang pantas menjadi sosok sentral. Hampir seluruh lirik dibuat oleh pria yang sekujur tubuhnya ini dipenuhi tatto.

Kini setelah hampir 7 tahun tidak menelurkan album, Social Distortion kembali menyapa penggemarnya dengan 13 komposisi yang tergabung dalam Hard Times and Nursery Rhymes yang gagah dari segi musikalitas namun tidak banyak berubah dari segi lirik. Ciri khas Ness tetap kuat dalam lirik-lirik puitis, gagah, tapi tidak cengeng.

*gambar hasil pinjam paksa dari sumber google*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar